JAKARTA - Industri penyedia konten atau content provider (CP) nasional pada 2008 diprediksi menghadapi tantangan yang lebih berat dibandingkan 2007. Sebagian yang bertahan hanya CP yang kreatif dan tidak mengandalkan konten berbasis pesan singkat (SMS) dan mampu mengoptimalkan penggunaan fitur-fitur 3G berikut handset-nya.
Vice President Value Added Services & New Services PT Excelcomindo Pratama Tbk, I Made Harta Wijaya, menilai tahun depan peluang bagi layanan nilai tambah (value added services) termasuk konten seluler relatif berat. "Tahun 2008 VAS akan berat dan bukan lagi tahun keemasan. Content provider sebagian akan mati. Sebagian lain menghadapi tantangan untuk membuat konten menarik," ujarnya baru-baru ini.
Menurut Made, tarif VAS yang berkisar Rp 2.000 hingga Rp 10.000 harus mampu menarik minat pelanggan yang juga menikmati layanan suara yang hanya bertarif Rp1 per detik. Made mengatakan ramalan penurunan industri konten pada 2008 ditandai dengan meredupnya konten infotainment. "Kerja sama konten akan lebih banyak business-to-business dan juga aplikasi," tukasnya.
Dia menambahkan tahun depan XL sudah menyiapkan strategi layanan di antaranya XL Branded, Exclusive Content Provider dan Third Party. "Kami juga akan terus memperbaiki pola kerja sama dengan penyedia konten," imbuhnya.
Untuk mengantisipasi kecenderungan itu, XL akan memperkuat VAS. "Kami akan membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin menjadi penyedia konten selama kerja samanya saling menguntungkan termasuk untuk pelanggan," kata Made.
Dalam kesempatan terpisah, Asosiasi Penyedia Konten Online dan Seluler Indonesia (Indonesian Mobile and Online Content Association/IMOCA) secara objektif menilai tahun 2008 bisa menjadi tahun optimis sekaligus tahun pesimis bagi basis konten tertentu.
SMS meredup
IMOCA mengakui dari pengalaman, respons negatif sebagian masyarakat terhadap konten berbasis SMS yang ditawarkan CP yang hit and run dan kesulitan dalam mendaftar atau keluar (reg/unreg) membuat SMS kurang populer.
Pendiri dan Penasihat IMOCA, Zen Rosdy Nur, mengatakan industri konten seluler atau layanan VAS tahun depan tidak dapat bertahan jika mengandalkan basis SMS saja. "Diperkirakan konten basis SMS sedang dalam tahap menurun," tegasnya.
Zen mengingatkan untuk menjadi industri yang sehat CP sebaiknya tidak terlalu menjanjikan hadiah-hadiah yang berlebihan melainkan konten yang kreatif. Bagi CP yang kreatif, lanjutnya, terbuka peluang lebar selama biaya penghambatnya (barrier cost) juga dapat ditekan.
"Misalnya GPRS atau 3G-nya lebih murah dan sebagainya. Yang jelas, dibutuhkan inovasi dalam mengoptimalkan kemampuan handset mutakhir dan fitur-fitur 3G yang ada," kata Zen
Mengenai tarif VAS tahun depan, pemilik usaha konten edukasi dan religius itu memperkirakan tidak akan jauh berbeda. Namun, pasar akan memberi perhatian untuk memilih konten yang sesuai dengan nilainya. Tahun ini tarif VAS Rp 500 sampai Rp 10.000 dan nada sambung (ring back tone) yang berkisar Rp 9.000 per bulan cukup menjadi primadona. (sumber: Bisnis Indonesia)
26 Desember 2007
Arsip Blog
Mengenai Saya
- SWARA MADANI
- Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
- Kebenaran Pantang Sembunyi